DRAMA �ITU SAMPAH ATAU APA?�
Amir dan doni sedang berjalan-jalan. tiba_tiba ...............
amir : yaampun...... beritahu aku itu sampah atau apa? kirain aku goblokya
doni : tapikan mir... ( dipotong amir )
amir : dijalan ada sampah, dilaci meja sekolah ada sampah, di selokan ada sampah, di bus, truk dan angkot ada smapah
doni : amir, kamu kenapa sih kok..... ( dipotong amir )
amir : negri kita ini lautan sampah, gunung sampah, atau tong samapah sih?
doni : amir sudah kita diliatin sama satpam tuh
tiba-tiba muncul dina
dina : ada apa sih?
doni : din jangan ngomong dulu deh sama amir dia lagi marah tuh
dina : amir, kamu kenapa?
amir : dikursi restoran ada sampah, di hotel berbintang ada sampah, bahkan dimeja direkturnya pun ada sampah, di tempat penyebrangan ada sampah bahkan dimeja pos satpam aja ada sampah yang blm di buang
dina : ihhh... itu ada satpam menuju kemari
doni : mendingan kita kabur deh
doni dan dina meninggalkan amir yang sedang mengecoh di jalan.
satpam : nak kamu kenapa?
amir : di ruang sidang ada sampah, di ruang tunggu rumah sakit ada sampah, di pot bunga sekolah ada sampah, sampah merajalela.
satpam : nak kamu jangan membuat perhatian dijalanan
amir : aku yankin pasti di istana presiden ada sampah dan pasti di pos polisi pun ada sampah yang berserakan.
satpam : nak kamu sudah mengganggu dan membuat ramai jalanan ikut saya ke kantor polisi
amir yang tetap mengecoh dibawa ke kantor polisi
polisi : kenapa anak ini ?
satpam : ia telah membuat keramaian di jalan
amir : disini pasti ada sampah dan pasti di meja kepala polisi daerah pun ada sampah yang belmu dibuang?!
polisi : anak kamu darimana dan mengapa membicarakan sampah dari tadi ?
amir : pak, saya sempat melewati istana presiden dan saya melihat sampah dibawah bendera merah putih dan didepan gerbang mpr ada sampah. apakah di kursi-kursi parlemen ada sampah? aku ingin melihat
polisi : nak kita dilarang memasuki ruang parlemen itu.
amir : sampah telah menjadi bunga-bunga nusantara pak, dimana-mana ada sampah. aku penasaran apakah di mulut manusia ada sampah?
polisi : tidak ada nak, dan tidak mungkin kita memasukan sampah kemulut kita sendiri. sekarang sebaiknya anda pulang dan beraktivitas kembali seperti biasa biar anak buah saya yang mengantar adik pulang.
amir : ia pak, tetapi tolong sampaikan pesan saya kepada yang mulia presiden bahwa kita telah sombong menbuang sampah seenak kita! jangan biarkan sampah merajalela dan mebuat negri kita menjadi tong sampa!.
akhirnya amir diantar kembali kerumahnya oleh sorang anggota polisi
�Sampah Menggunung Bumi Berkabung�
Scene 1
Latar : sekolahan
Entrance Music : Umbrella-Rihana
(anak SMA masuk sambil makan cilok)
Monolog anak SMA : Duh, makin hari dunia makin panas aja ye?
Heran deh gue, perasaan dulu jam 9 tuh masih adem, eh ini udah nyengat amat matahari! Jadi harus pakesun block dah. Yah, ciloknya abis, makan coklat ah.
(membuang plastik cilok sembarangan dan mengeluarkan coklat lalu duduk di kursi)
Panas-pans gini emang paling enak makan yang manis-manis dah�
(makan berbagai macam jajanan dan membuang sampahnya sembarangan)
Eh, gue buang sampah di sini ga apa-apakanye?Adatukang sapu ini yang bakal beresin, bodo amat ah. Lagian, semua orang juga buang sampah sembarangan ko, satu orang lagi nambah juga ga bakal ngepek. Masa iya gue harus jalan jauh-jauh nyari tong sampah, bisa rusak kutek gue.
Ah, lama-lama ngantuk jug ague. Udah kenyang panas-panas gini emang paing enak tidur! Masih lama ini istirahatnye. Hoaaaamhhh�
Tidur dulu ah di UKS.
(keluar panggung)
Scene 2
Latar : video alam yang indah hijau dan asri
Entrance Music : (?)
Back sound : suara kicau burung dan alam yang damai
(Bumi masuk dengan sedikit menari)
Monolog Bumi : Ah, senangnya jadi Bumi!
Hutan-hutanku rimbun dan hijau. Langit yang menaungiku jernih menyegarkan. Dalam samudra, sotong dan ikan badut bermain lincah di antara koral yang menari bersama arus kehidupan.Parakijang dan albatross pun tak segan bersenda gurau di liarnya alam bebasku.
Ah, indahnya jadi Bumi!
Canna dan Lily tersenyum menyapa mentari setiap fajar menyingsing. Deru air terjun mengalun bingar hingga jatuh ke tepian. Gunung-gunung gagah menjulang membawa sejuta ketentraman bagi seluruh ciptaan Tuhan.
Ah, bersahajanya jadi Bumi!
Anak-anak kecil berlarian menyiulkan keindahan diriku.Parapetani berpeluh kasih menuai hasil panenku. Ibu-ibunya, tertawa riang mencuci baju di bantaran aliran sungaiku. Mereka yang telah sepuh berdiam di rumah memanjatkan doa untuk kesuburanku.
Ah, terima kasih Tuhan atas diriku�
Scene 3
Latar : video alam yang indah hijau dan asri
Entrance Music : Gold Digger-Ludacris (OST. Shark Tale)
Back sound : (?)
(Manusia masuk dengan angkuh)
(Bumi menyingkir ke samping sambil curiga memperhatikan manusia)
Monolog manusia : hahahaa�
Bumi itu memang indah!
Hutan-hutan ini begitu kaya dengan kayu yang berharga. Samudranya penuh biota yang dapat membuatku semakin kaya. Gunungnya berlapis emas dan berlian di dalam gua-gua yang mencengangkan. Fauna-faunanya? Kepala mereka pasti indah bila diletakan di atas perapian rumah mewahku.
Hahahaa�
Bumi itu memang menyenangkan!
Tidak ada yang akan menentangku saat kuubah hutan menjadi perkebunan kelapa sawit. Semua mendukungku saat kubangun beratus pencakar langit di atas tanahnya yang subur. Tertutup mulut mereka saat kubuang limbah pabrikku ke laut yang nestapa. Hilang segala kepedulian ketika sampah-sampah ini hanya menambah jumlah nol di dalam tabunganku.
Hahahaa�
(manusia menebarkan sampah di mana-mana)
(bumi terpana ketakutan lalu maju ke tengah)
Dialog
Bumi : Hei, apa yang sedang kau lakukan?
Manusia : ah, memanfaatkanmu tentu saja! Bukankah itu tujuan kamu diciptakan?
Bumi : kalau itu aku tidak keberatan, tapi mengapa kau menebar sampah?
Manusia : itu bukan urusanmu!
Bumi : tentu saja urusanku! Itu AKU yang sedang kau sampahi.
Manusia : memangnya kenapa?
Bumi : masih bertanya kenapa? Tidakkah kau berpikir? Kau sedang merusak bumiMU!
Manusia : benar, bumiKU! Terserah mau kuapakan. Karena ini bumiKU, milikKU!
Bumi : sampah-sampah itu akan membunuhku. Kalau aku mati, kau akan kehilangan diriku.
Manusia : tidak, kau tidak akan mati! Kau begitu luas, begitu kaya, tidak mungkin akan mati!
Bumi : ya aku akan mati! Dan ketika itu terjadi, kau akan kehilangan hutanMu, lautMU, gunungMU, bumiMU! Kau akan kehilangan segalanya yang kau miliki. Dan semua karena kau tak mau merawat diriku. Karena kau memilih untuk memberiku sampah-sampah itu! tak berpikirkah kau?
Manusia : aaaaaaaah! Memangnya apa yang bisa dilakukan potongan-potongan kertas dan limbah ini? Mereka hanya sampah. Barang-barang sisa yang sudah tak berguna. Tak berarti. Tak berdaya. Tak bernyawa!
Bumi : yang ada ditanganMU hanya sedikit, memang tidak akan berbahaya. Tapi jika kau terus membuangnya, itu akan menumpuk. Itulah yang berbahaya!
Manusia : aku tidak percaya. Tahu apa kau Bumi? Sudahlah, tugasmu hanya untuk melayaniku. Tidak usah banyak bicara!
(Manusia mendorong Bumi hingga jatuh dan menebar lebih banyak sampah)
(bumi terseok-seok keluar sambil meringis)
(manusia berjalan keluar sambil terus menebar sampah dan tertawa terbahak)
Scene 4
Latar : video alam yang dipenuhi sampah
Entrance Music : (?) horror
Back sound : dengungan lalat dan suara bising
(sampah masuk petantang-petenteng)
Monolog sampah : lihat lihat lihat!
Aku ada di mana-mana. Munyumbat sungai-sungai coklat dan bau. Berserak di pinggir-pinggir jalanan abu-abu. Memenuhi lorong-lorong sempit berbatu.
Tenggelam di dasar samudra yang biru. Bahkan di tengah sunyinya rimba belantara.
Lihat lihat lihat!
Semua orang menyalahkanku. Kata mereka, akulah sang maha bencana. Akulah musuh utama masyarakat. Akulah pembunuh kejam yang harusnya binasa.
Memangnya apa salahku?
Bukankah mereka yang menciptakan aku? Bukankah mereka yang meraup uang dariku? Bukankah mereka yang bertanggungjawab atas diriku? Kalian pikir aku mau jadi seperti ini? Tidak! tidak seharusnya aku menggunung seperti ini. Tidak seharusnya aku dibenci begini. Tidak, tidak, tidak�
(sampah mengigil ketakutan dan bingung)
Scene 5
Latar : video alam yang dipenuhi sampah
Entrance Music : (?)
Back sound : suara angin merayap
(gas masuk dengan wajah licik)
Dialog
Gas : hei sampah! Kenapa kamu?
(nada licik merayu)
Sampah : siapa kamu?
Gas : aku�metana! Kau yang menciptakan aku. Lupa?
Sampah : aku? Bagaimana mungkin? Selama ini aku hanya berserak diam hingga menumpuk, menggunung. Aku mungkin memang sampah tapi aku tidak jahat hingga sampai hati menciptakan makhluk berwajah licik seperti kamu.
Gas : heeeei� itulah kenyataannya! Aku ada karena kau ada. Aku lahir di tumpukan sampah-sampah organik yang membusuk. Kau cium bau busuk ini?
(mengendus-ngendus)
Ya, itu adalah aku. Bau busuk adalah tanda keberadaan diriku.
Sampah : (tercengang lalu berjalan agak ke pinggir dan jatuh terduduk)
Monolog gas : (berjalan ke tengah)
Dengar�
Aku sangatlah berharga. Tanpa diriku, kalian tidak akan memiliki bahan bakar. Tanpa diriku, mobil dan kompor tak akan bisa bekerja. Tanpa diriku, manusia akan mati dalam kelelahan!
Dengar�
Aku juga sangat berbahaya. Kekuatanku 20 kali lebih besar dari C02 dalam merusak atmosfer. Bila keberadaannya di udara dapat dinetralisasi dalam 2 tahun, maka aku akan hidup disanauntuk selamanya. Tidak akan pernah bisa hilang.
Dengar�
Kalian tahu pemanasan global?
Akulah penyebabnya! Bukan, maksudku KALIAN lah manusia penyebabnya. Aku hanya perantara saja. Aku hanya pegawai yang kalian pekerjakan untuk menghalangi radiasi matahari keluar dari bumi. Aku hanya pembunuh bayaran yang kalian sewa untuk menghabisi Bumi.
Ahahahahaha�
(sampah berdiri)
Sampah : tunggu�Jadi manusia menginginkan kamu?
Gas : tentu saja! Mereka ingin kita bersama-sama membunuh bumi!
Sampah : tapi bumi rumah mereka. Kenapa mereka mau membunuhnya?
Gas : karena sekarang bumi sudah lemah. Bumi sudah tak mampu lagi memenuhi nafsu serakah manusia.
Sampah : mengapa manusia begitu jahat? Jadi selama ini aku hanya dimanfaatkan saja? Mereka membiarkanku berserakan dan menggunung hanya agar bisa menghasilkan kamu?
Gas : ya, memang itulah yang terjadi!
Sampah : aku benci manusia! Benci! Baiklah, kalau memang begitu mau mereka, aku akan membantumu membunuh bumi.
Gas : ah, baguslah kalau begitu, bagus�.
Ahahahahahhaa
(gas dan sampah keluar)
Backsound : jeng jeng jeng (?)
Scene 6
Latar : video alam yang dipenuhi sampah
Entrance Music : (?)
Back sound : (?)
(bumi masuk tertatih-tatih)
Bumi : aku sudah letih. Aku sudah habis. Aku sudah kotor.
Adakah yag dapat menolong aku? Selamatkan aku?
Sampah dan gas itu hendak membunuhku, aku tak sanggup lagi bertahan dan berlari.
Latar : video awan badai dan halilintar
Entrance Music : rock anak berandalan (?)
Back sound : suara badai
(gas dan sampah masuk)
(bumi ketakutan)
Gas : mau lari kemana lagi kau bumi?
Sampah : ajalmu sudah dekat!
Bumi : ampun, ampunilah aku. Apa salahku pada kalian?
Sampah : kamu memang tidak salah. Tapi manusialah yang salah!
Gas : dengan membunuhmu kami akan membuat manusia menderita.
Sampah : dan dendam kami pun akan terbalas
Bumi : sungguh kejam kalian!
Gas : ah, sebaiknya kau mati saja!
(gas dan sampah mulai menyerang bumi)
(bumi tidak berdaya melawan sampah dan gas dan akhirnya tergeletak)
Gas : huwahaha� mati, bumi kini telah mati!
Sampah : hahaha� akhirnya dendamku terbalaskan. Manusia kini akan mati juga!
(manusia masuk sudah menjadi tua)
Manusia : apa-apaan ini? Bumi kenapa? Siapa yang melakukan ini semua?
Sampah dan gas: KAU PELAKUNYA!
Manusia : apa? Maksud kalian?
Sampah : kau yang menciptakan kami! Kau yang menyewa kami untuk membunuh bumi.
Manusia : aku tidak per�
Gas : DIAM! Kamu yang tidak peduli pada bumi. Kamu menggunungkan sampah tanpa tahu akan resikonya. Kamu yang diam saat bumi memperingatkanmu akan kematiannya.
Manusia : aku� aku tidak tahu kalau akhirnya akan begini� sekarang bumi telah mati. Aku harus bagaimana?
Sampah : harus bagaimana? Kini kau sudah tidak bisa apa-apa! Mati sajalah sekalian!
Manusia : (memeluk bumi)
Aku menyesal, sangat menyesal. Tolong berikan aku kesempatan kedua. Akan kurawat bumiKU. Tak akan aku ciptakan dirimu. Tak mungkin aku biarkan kalian membunuhnya lagi nanti. Tapi tolong, berikan aku kesempatan lagi�
Gas : tidak ada kesempatan lagi! Semua sudah terlambat�
Sampah : tuailah hasil kerja kerasmu. Nikmatilah buah keserakahanmu!
Manusia : tidak, tidaaaak. TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!
(manusia lari keluar panggung, takut menghadapi kenyataan)
(gas dan sampah menyeret bumi keluar panggung)
Scene 7
(anak SMA masuk terjatuh dari kasur)
Monolog anak SMA : Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaak!
(terengah-engah)
Ya ampun, ternyata cuma mimpi. Rasanya sangat nyata sekali. Apa jangan-jangan mimpi tadi adalah pertanda ya? Bagaimana kalau Bumi benar-benar akan mati? Aduh, gimana nih? Tenang, gue harus tenang. Gue tahu solusinya!
Mulai sekarang gue ga akan buang sampah sembarangan lagi, gue ga mau ngerusak bumi lagi, gue akan menyelamatkan bumi!
Ya, gue akan ajak temen-temen gue buat engga buang sampah sembarangan lagi. Gue pasti bisa menyelamatkan bumi, KITA pasti bisa!
(semua pemeran masuk panggung dan mulai bernyanyi)