� KISAH KASIH DI SEKOLAH �
Nuriah Qalbi : Pembaca naskah Alfaridza Arianto : Milea M. Mahmud Hijazy N : Reon St. Shafwah Rafifah S : Aurin Iswan Izzulhaq : Devon M. Wahyu Apriansyah : Rey Nugrah Pratama : Dimas
Siang itu terasa sangat terik. Matahari bersinar terang di atas bangunan megah � Kirin Senior High School�. Suara riuh terdengar jelas dari seluruh penjuru kelas, tak terkecuali kelas XII IPA 2, tempat dimana sebuah kisah dimulai. Kisah klise tentang persahabatan dan cinta. Tentang bahagia dan kesedihan bertahan atau melepaskan.
(Kelas XII IPA 2)
Rey : Mil..mil, bagi makanan dong!
Dimas : Berisik. Kenapa sih Rey minta makan mulu. Perasaan lo gak miskin-miskin amat deh
Rey : (menjitak kepala Dimas) Ehh, apaan sih lo. Mulut lo tuh yang perlu disekolahin. Enak aja ngatain gue miskin
Milea : Duhh. Kalian ini kenapa sih tiap hari kerjaannya berantem mulu. Udah-udah, lagian hari ini aku bawa banyak kok ( Mengeluarkan kota bekal dari dalam tas ). Yang ini buat Rey ( Memberikan kotak pertama pada Rey ) �
Rey : Yeayyy. Makasih milmil ( Menerima kotak sambil nyengir lebar )
Milea : Yang ini buat Dimas.. ( Memberikan kotak kedua pada Dimas )
Dimas : Makasih mil ( Menerima kotak dengan senyum )
Milea : Yang ini buat Reon ( Memberikan kotak ketiga pada Reon )
Reon : Thanks ( Menerima kotak )
Milea : Dan yang ini buat si Tom and Jerry, Aurin sama Devon
Dimas : Loh. Kok punya Devon gede sendiri sih?
Milea : ( Menjawab dengan hanya mengangkat bahu )
Rey : Ya Allah dim, udah masih untung kita dikasih makan ( Menepuk pundak Dimas )
Milea : Ehhh. By the way mereka kemana sih? Kok gak kelihatan
Rey : Paling lagi pacaran ( Jawabnya cuek, sambil memakan bekal pemberian Milea )
Dimas : Pacaran pala lo peang. Aurin sama Devon itu kaya kucing ama tikus. Kagak pernah akur. Gimana mau pacaran coba
Ray : Emang gitu kan biasanya. Dari berantem entar kangen-kangen
Dimas : Tuh mereka
( Rey, Milea Reon lantas menoleh ke arah yang ditunuk Dimas. Disana terlihat Devon yang masih setia mangusik Aurin )
Aurin : ( Duduk ditempatnya dengan wajah cemberut dan bersidekap dada ) Kapan sih Von lo berhenti jailin gue?
Milea : ( Memegang bahu Aurin ) Udah Rin gak usah ngambek entar cantiknya ilang lo ( Sambil memberikan kotak bekal pada Aurin )
Aurin : Makasih milmil ( Tersenyum )
Milea : ( Berbalik kearah Devon ) Dan ini buat Devon ( Memberikan kotak bekal terakhir )
Devon : Makasih Milea. Duh jadi makim sayang deh ( Balasnya dengan senyum lebar )
Rey : Yohoo.. Baper baper
Milea : Apaan sih Rey
Aurin : Eh . Gak nyangka ya minggu depan udah mau UN aja, perasaan baru kemarin deh kita naik kelas 3, Eeeh udah mau lulus aja
Dimas :Iya ya. Duh gue jadi bingung mau milih masuk jurusan manya yahh TNI AD, AU, atau AL?
Rey : Alah Dim laga lu sok-sokan mau jadi tentara. Pikirin dulu tuh nanti UN mau jawab apa
Dimas : Yee biarin . Emang lo sendiri mau milih apa?
Rey : Kalau gue sih mau ngambil jurusan manajemen dan bisnis
Devon : Kalau Milea masih tetep mau jadi dokter?
Millea : Iya Kalau Devon mau lanjut kuliah dimana?
Devon : Belum tau. Eh Jerry lo mau ngambil jurusan apa?
Aurin : Gue punya nama kali. Emmm, gue mau ngambil jurusan psikolog
Devon : Kalau gitu gue mau ngambil psikolog juga biar bisa gangguin lo terus. Lagian kan Jerry tanpa Tom gak seru
Aurin : Awas aja lo Von berani ngikutin gue ( Ancamnya )
Devon : Biarin ( Sambil menjulurkan lidah )
Aurin : Devoooonnnn !! (Berteriak )
( Sedari tadi Reon hanya diam memperhatikan pertengkaran kecil sahabatnya itu. Dia masih setia dengan wajah dingin dan earphone yang tertaut ditelinganya )
Dimas :( Menepuk bahu Reon ) Ehh yon, lo mau lanjut dimana?
Reon :( Melepas Earphone ) Penerbangan
Rey : Masih aja yon mau jadi pilot. Hmm tapi apapun itu, apapun pilihan kalian kalau nanti sukses jangan lupain gue ya
Aurin : Setuju. Pokoknya sesibuk apapun kita nanti harus sering-sering ngumpul kaya gini ya
Devon : Udah ah bahas giniannya. Kantin yuk, pengen beli minum nih ( Ajaknya sambil mengangkat kotak pemberian Milea )
Dimas : Oke ( Berdiri )
Milea : Aurin sama Reon gak ikut ?
Reon :Ga usah. Kalian aja
Aurin : Duluan aja. Entar nyusul, nanggung nih
Devon : Yaudah, yuk
( Devon, Milea, Rey dan Dimas berjalan bersama menuju kantin )
Aurin : Pfttt, Akhirnya. Ehhh yon beneran gaj mau ke kantin?
Reon : ( Menggeleng )
Aurin : Oh iya gue lupa ( Menepul jidat ) Kemarin gue nemuin ini di meja lo. Punya lo kan? ( Mengambil sebuah buku dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Reon ) Gue duluan ya
Reon :( Mengambil buku tersebut lalu mengamatinya ) Milea? ( Alisnya bertaut kemudian Reon membaca halaman pertama buku itu �
Dear diary
Hari ini aku menyadari, dia itu bagaikan seseorang yang berdiri dibalik dinding kaca. Aku bisa melihatnya dari dekat, aku bisa merasakan kehadirannya dan aku merasakan bahwa dia benar-benar ada. Tapi kembali ke kenyataannya, bahwa diantara kami masih ada dinding kaca. Apa yang harus aku lakukan? Mengajncurkan dinding kaca itu dan membuat orang lain terluka? Atau aku hanya harus tetap berdiri dan diam di balik dinding kaca itu dan membiarkan diriku terluka?
Reon : Bodoh ( Bergumam lalu tersenyum )
Dua minggu telah berlalu. Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan di Kirin Senior High School. Suara riuh dan haru terdengar jelas dari setiap penjuru sekolah.
( Kelas XII IPA 2 )
Rey. : Dimas ! Lulus kan? ( Memeluk pundak Dimas )
Dimas : Iya dong. Rey ( Menepuk dadanya ) Milea kenapa sih mondar mandir kaya setrikaan aja ?
Rey : Milmil lagi panas dingin, degdegan pengen nembak Devon
Milea : Rey apaan ihh bahasanya, nembak. Gue cuman mau ngungkapin perasaan gue yang sebenarnya ke Devon. Ga ada niat buat nembak
Dimas : Sama aja kali Mil
Milea : Ihhh Dimas .. Udah dehh diem aja
( Devon dan Aurin lalu masuk ke dalam kelas diikuti oleh Reon yang masih saja menggunakan earphone ditelinganya )
Rey : Ehhh Devon, Devon sini. Ada yang mau ngomonhg nih
Devon : Wah pas banget pada ngumpul. Gue ada pengumuman penting nih
Dimas : Kenapa? Kucing lo buntinh lagi?
Devon : Becanda mulu lo Dim. Pengumumumannnya itu... gue sama Aurin ( Menautkan Jemarinya ) Kita taken.
Milea : Apa ? ( Kaget )
Rey : Parah
Dimas : Gila !
Devon : Lohh. Kok reaksinya pada gitu sih yaa emang aneh sih tiba-tiba gue jadian ama Aurin. Tapi ya gitu sama-sama suka terus jadian deh
Dimas : Tapi Milea kan... ( Menunjuk Milea )
Aurin : Milea kenapa?
Milea : Gak papa kok. By the way selamat ya Rin ( Memeluk Aurin ). Gue bilang juga apa, suatu saat nanti Tom and Jerry bakal akur kan? Nih buktinya ( Senyum terpaksa)
( Tiba- Tiba Hp Rey bergetar )
Rey : Oh iya miss.. oke oke( Menutup telepon ) Miss Nada nelfon, acara pelepasan kelas 3 udah mau dimulai. Suruh kesana sekarang katanya
Devon : Oh gitu. Aurinayo
Aurin : Milea ayo! ( Menarik tangan Milea )
Milea : Duluan aja deh. Ntar gue nyusul
Devon : Ya udah cepetan Mil, Miss Nada udah nyariin
( Devon, Aurin, Rey dan Dimas meninggalkan kelas. Menyisahkan Mileas yang kembali duduk ditempatnya, menelungsupkan wajahnya ke tangan diatas meja )
Reon : Pilihan yang bijak
Milea : Maksudnya apa? �
Reon : Milih buat tetep berdiri di belakang dinding kaca. Dan tetap ngebiarin hati lo hancur
Milea : Lo ngomong apa sih . Ngaco deh
Reon :(Mengeluarkan sesuatu di balik punggungnya) Ini !
Milea : Diary gue ! Lo baca? Sumpah Yon lo gak sopan ! ( Merebut diarynya dari tangan Reon )
Reon : ( Duduk disamping Milea ) Lo tau apa yang lo rasain ke Devon itu, gue juga ngerasain hal yang sama. Gue ngerasa kalo diantara kita juga ada dinding kaca Mil ( Jeda lalu Reon menghela nafas ) Tapi gua gak bisa Mil, gue gak bisa kaya lo. Dinding itu Cuma kaca kan? Gampang kok ngancurin itu gue bisa lakuindengan mudah� ( lalu tersenyum )
Milea : Reon. Lo ...?
Reon : Gue akan berusaha untuk ngancurin dinding kaca diantara kita Mil ( Berdiri dari duduknya ) Udah yuk, yang lain pasti nyariin
( Reon Lalu mengulurkan tangannya pada Milea yang lalu diterima dengan suka cita oleh gadis itu )
Kisah ini belu berakhir. Namun baru dimulai.
Matahari kembali menjadi saksi. Sebuah kisah sederhana baru saja dimulai. Kisah klasik seorang anak manusia yang berusaha menutup lembaran lama kisah cintanya dan memulai dengan menuliskan kisah cinta baru dengan orang yang baru.